Merdeka?
Perkenalkan,
Aku adalah titik yang enggan untuk kau sudahi
Juga sebuah tanya yang enggan ‘tuk pergi
Hari ini,
Semua berdendang kemerdekaan
Sedang merdeka bukanlah rekaan,
Namun perjuangan.
Meski ku tak turut berjuang
Namun dapat kurasakan
Negara yang “dikata” merdeka,
Penuh sukacita
Namun, masih kulihat engkau
Bukan mengharap angpau
Juga bukan bapau
Datang menengadah
Mengharap lampu merah.
“Demi sesuap nasi.”
Begitu kau bersumpah
Aku makan ayam, sedang engkau makan garam
Aku naik merci, sedangkan kau bertelanjang kaki
Aspal-aspal itupun menjadi saksi,
Kau langkahkan kaki kesana kemari
Tak kenal rumah, tak kenal arah
Demi sesuap nasi
Kawan, kata orang negaraku ini merdeka
Kudengar sorak-sorai paduan suara membawa gempita,
Mendendangkan “Hari Merdeka”
Tak ada lagi darah yang tertumpah
Juga tangis yang membuncah
Tanah-tanah subur
Aspal-aspal pembawa makmur
Juga tambang-tambang pelipur
Namun..
masih kulihat perut-perut kembung
Sebab membusung didera lapar dahaga
Kawan,
Banyak kata yang tersembunyi dalam “merdeka”
Banyak pujian, juga cacian
Tapi inilah negaraku
Meski derita masih ada,
Namun, harus tetap bersama
Karena Indonesia tak hanya negaraku
Tapi negara kita semua
Kita merdeka!
Kau bebas berkata
Namun, tidak untuk mencerca
Kau bebas melangkah
tapi bukan untuk meludah
boleh kau bersuka
namun, jangan kau berdusta
kelak, jutaan mata kan bersaksi
sudahkah kau merdeka?
Komentar
Posting Komentar